Saturday, December 4, 2010

Hati yang Sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang teindah di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.
Tiba-tiba seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata:
"Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?"
Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan lain yang ditempatkan disitu; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang iu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah? Pemuda itu melihat kepada pa tua itu, melihat ati yang dimilikinya, dan tertawa.
"Anda pasti bercanda, pak tua. Bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tidak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan." kata pemuda itu.
"Ya," kata pak tua itu, "Hatimu kelihatan sangat sempurna. Meskipun demikian aku tidak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka. Dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan.
Ada kalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan. Memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu tetap terbuka dan menyakitkan, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu.
Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya?"
Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan sempurna, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya, kemudian mengambil sesobek hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tapi tidak sempurna karena ada sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah daripada sebelumnya karena cinta kasih pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.
Sudahkah engkau memberikan kasihmu kepada orang lain hari ini?

No comments:

Post a Comment